December 23, 2007

Kota kecil, apakah hidup lebih berkualitas?


Beberapa hari liburan di kota kecil, bikin otak gue jadi fresh banget. Gimana enggak, kemana-mana deket, nggak ada macet, belum sempet abis satu lagu di cd, kita udah nyampe di tempat tujuan, bunyi klakson jarang kedengeran, bahkan rombongan ibu2 arisan yang lagi menyeberang jalan pun, nggak sampe memacetkan jalan. Waktu rasanya berjalan lama. Udah kesana-kemari, baru jam 1 siang, ngobrol ngalor ngidul, baru jam 4 sore, lamaaa banget. Sementara di Jakarta, kalo bisa gue mau banget memperpanjang waktu sampe 30 jam sehari. Di jalan aja minimal rata-rata orang menghabiskan waktu 3 jam setiap harinya.MINIMAL! Buat orang tua yang bekerja, boro-boro ketemu anak pas pulang kantor, ketemu baby sitternya aja udah bagus.

Gue pernah tau, ada pasangan suami istri yang memanfaa
tkan perjalanan ke kantor untuk saling ngobrol, karena rumah mereka di pinggiran Jakarta, si suami berangkat ke kantor lebih pagi, untuk mengantar si istri, hanya supaya mereka bisa tetap berkomunikasi, saling cerita, dan cari penyelesaian masalah. Karena kalo mereka berangkat sendiri-sendiri, mereka nggak akan punya cukup tenaga untuk saling berbicara dirumah. Dan makin lama mereka makin tidak terhubung satu sama lain.

Sahabat gue yang bekerja dan tinggal di daerah, berangkat ke kantor yang jaraknya cuma selemparan batu dari rumah, waktu istirahat siang bisa dimanfaatkan untuk jemput anak berenang, atau menemani si kecil makan siang. Sepulang dari kantor bisa olah raga sama temen kantor, atau masak buat makan malam keluarga. Bukan berarti tinggal di kota kayak Jakarta kita nggak bisa melakukan hal yang sama. Bisa, tapi pastinya agak-agak perlu usaha dan perjuangan yang lebih.

Pengennya, kalo bisa tinggal di kota kecil dengan fasilitas y
ang sama kayak Jakarta. Atau tinggal di Jakarta dengan kenyamanan di kota kecil.
Not in this life time honey..

Percaya nggak, kalo foto dibawah ini adalah Tenggarong,ibukota Kab. Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur.
















photo diambil dari situs www.tenggarong.com

December 11, 2007

Menjelang akhir tahun (2)

Postingan ini menyambung postingan sebelumnya tentang akhir tahun yang isinya catatan tentang berbagai hal. Kali ini, cerita gue adalah tentang satu benda yang selalu gue siapin ketika tahun akan berakhir, yang kalo dihubung-hubungkan, cocok banget dengan postingan gue sebelumnya.

Gue juga baru menyadari ini, ketika gue harus tukeran kamar dengan mertua gue, yang artinya adalah, memindahkan barang gue ke kamar lain, kemudian memindahkan barang mertua gue ke kamar gue, dan terakhir memindahkan barang gue dari kamar lain KE kamar mertua gue. Ribet??owwhh..sangattt...tapi cerita soal pindahan nggak penting ini akan gue ceritain lain waktu. Ketika gue misahin mana barang yang mau dibuang, satu barang yang gue temukan lagi dan lagi dan lagi adalah agenda. Ya ya ya, gue emang penunda sejati. Tapi fakta bahwa ternyata gue berusaha menghindari sifat itu dengan mengoleksi agenda, kayaknya memang usaha yang bodoh..*geleng-geleng kepala*.

Mau tau agenda yang gue temukan itu dari mana aja?
1. Agenda jatah kantor. Dulu tiap taon gue selalu kebagian agenda, sampe setelah gue nggak dikantor itu lagi pun, gue masih tetep dikirimin. Jadi pasti, saban taon gue dapet agenda dari sini. Bentuknya standard, sampul kulit, formatnya harian, untuk awal tahun yang bersemangat, agenda ini cocok banget. Tapi yang gue sebelnya, space buat hari sabtu dan minggu nya seuprit, jadi agenda ini gue isi cuman sampe pertengahan Februari.
2. Agenda hadiah-hadiah dari majalah. Gue hobi banget beli majalah, terutama kalau majalahnya ada hadiah gratisnya. Bentuknya lucu-lucu, sesuai tema si majalah untuk akhir tahunnya. Setelah gue bingung beberapa saat, AHA!! agenda-agenda ini jadi jatahnya mbak-mbak belakang buat catet belanja dapur, atau hari ini mau masak apa..:)))
3. Agenda beli sendiri, biasanya ini agenda meja super gede yang halamannya per bulan. Niatnya sih, supaya semua hal bisa dicatet disitu dan keliatan sebulan itu ngapain aja. Agenda ini, akhirnya dipake suami gue. Buat gue...nggak guna!
4. Akhirnya yang paling gue pake adalah: Agenda kecil, atau lebih tepatnya notes. Penuh tempelan post it berbagai warna. Kumel, penuh coretan, ada noda kecapnya, tulisannya super jelek karena nulisnya buru-buru. Kesaktiannya jangan ditanya, info penting setahun dimuat disitu. Efektifkah menangani masalah penundaan gue???Tidak. Tapi setidaknya menolong untuk masalah gue yang lain, yaitu lupaan.

Kalau begini ceritanya, artinya gue mesti nyari agenda lagi dong ya..???


sedang dipikirkan mau bersambung atau tidak...

December 9, 2007

Menjelang akhir tahun (1)


Akhir tahun kalo dihitung-hitung masih sekitar tiga minggu lagi. Tapi auranya udah mulai berasa dari sekarang, malah dari beberapa minggu sebelum ini. Yang mungkin memperhatikan, pasti ngeh dengan hal hal berikut:

1. Jalanan yang tadinya halus mulus, tiba-tiba sompal, groak, dan ada papan yang bertuliskan "maaf, kenyamanan anda terganggu karena ada pembetulan jalan". Atau galian kabel yang nyata-nyata sangat mengganggu pengguna jalan. Pastinya, pemerintah kita sedang berjuang menghabiskan anggaran pembangunan yang umurnya hanya tinggal hitungan hari.
2. Iklan potongan harga di mall-mall dan pusat perbelanjaan segede-gede gumbrang yang berbunyi, "end year sale", "shop till you drop on december", dan lain sebagainya. Gue sendiri kadang juga nggak berhasil menahan godaan iklan terkutuk ini.
3. Acara-acara TV mulai nayangin kompilasi berita-berita setahun. Biasanya frekuensinya makin meningkat 2 minggu menjelang akhir tahun. Ensiklopedi setahun tentang segala macem aspek, mulai dari berita dalam negeri, luar negeri, berita hiburan, berita bencana alam, berita koruptor yang dipenjara, pokoknya mulai dari segala berita penting sampai berita nggak penting.
4. Liburan..liburan...liburan..kata-kata ajaib yang mulai menghantui.. buat gue nggak penting kemana atau ngapain, libur berarti kabur sementara dari kerjaan yang bikin suntuk.
6. Hawanya udah mulai hawa males, hawa liburan, kalo ngumumin meeting lewat email pada pura-pura nggak baca, kalo diajak diskusi, otaknya udah didunia sebelah mana.


bersambung yaa..