December 23, 2007

Kota kecil, apakah hidup lebih berkualitas?


Beberapa hari liburan di kota kecil, bikin otak gue jadi fresh banget. Gimana enggak, kemana-mana deket, nggak ada macet, belum sempet abis satu lagu di cd, kita udah nyampe di tempat tujuan, bunyi klakson jarang kedengeran, bahkan rombongan ibu2 arisan yang lagi menyeberang jalan pun, nggak sampe memacetkan jalan. Waktu rasanya berjalan lama. Udah kesana-kemari, baru jam 1 siang, ngobrol ngalor ngidul, baru jam 4 sore, lamaaa banget. Sementara di Jakarta, kalo bisa gue mau banget memperpanjang waktu sampe 30 jam sehari. Di jalan aja minimal rata-rata orang menghabiskan waktu 3 jam setiap harinya.MINIMAL! Buat orang tua yang bekerja, boro-boro ketemu anak pas pulang kantor, ketemu baby sitternya aja udah bagus.

Gue pernah tau, ada pasangan suami istri yang memanfaa
tkan perjalanan ke kantor untuk saling ngobrol, karena rumah mereka di pinggiran Jakarta, si suami berangkat ke kantor lebih pagi, untuk mengantar si istri, hanya supaya mereka bisa tetap berkomunikasi, saling cerita, dan cari penyelesaian masalah. Karena kalo mereka berangkat sendiri-sendiri, mereka nggak akan punya cukup tenaga untuk saling berbicara dirumah. Dan makin lama mereka makin tidak terhubung satu sama lain.

Sahabat gue yang bekerja dan tinggal di daerah, berangkat ke kantor yang jaraknya cuma selemparan batu dari rumah, waktu istirahat siang bisa dimanfaatkan untuk jemput anak berenang, atau menemani si kecil makan siang. Sepulang dari kantor bisa olah raga sama temen kantor, atau masak buat makan malam keluarga. Bukan berarti tinggal di kota kayak Jakarta kita nggak bisa melakukan hal yang sama. Bisa, tapi pastinya agak-agak perlu usaha dan perjuangan yang lebih.

Pengennya, kalo bisa tinggal di kota kecil dengan fasilitas y
ang sama kayak Jakarta. Atau tinggal di Jakarta dengan kenyamanan di kota kecil.
Not in this life time honey..

Percaya nggak, kalo foto dibawah ini adalah Tenggarong,ibukota Kab. Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur.
















photo diambil dari situs www.tenggarong.com

December 11, 2007

Menjelang akhir tahun (2)

Postingan ini menyambung postingan sebelumnya tentang akhir tahun yang isinya catatan tentang berbagai hal. Kali ini, cerita gue adalah tentang satu benda yang selalu gue siapin ketika tahun akan berakhir, yang kalo dihubung-hubungkan, cocok banget dengan postingan gue sebelumnya.

Gue juga baru menyadari ini, ketika gue harus tukeran kamar dengan mertua gue, yang artinya adalah, memindahkan barang gue ke kamar lain, kemudian memindahkan barang mertua gue ke kamar gue, dan terakhir memindahkan barang gue dari kamar lain KE kamar mertua gue. Ribet??owwhh..sangattt...tapi cerita soal pindahan nggak penting ini akan gue ceritain lain waktu. Ketika gue misahin mana barang yang mau dibuang, satu barang yang gue temukan lagi dan lagi dan lagi adalah agenda. Ya ya ya, gue emang penunda sejati. Tapi fakta bahwa ternyata gue berusaha menghindari sifat itu dengan mengoleksi agenda, kayaknya memang usaha yang bodoh..*geleng-geleng kepala*.

Mau tau agenda yang gue temukan itu dari mana aja?
1. Agenda jatah kantor. Dulu tiap taon gue selalu kebagian agenda, sampe setelah gue nggak dikantor itu lagi pun, gue masih tetep dikirimin. Jadi pasti, saban taon gue dapet agenda dari sini. Bentuknya standard, sampul kulit, formatnya harian, untuk awal tahun yang bersemangat, agenda ini cocok banget. Tapi yang gue sebelnya, space buat hari sabtu dan minggu nya seuprit, jadi agenda ini gue isi cuman sampe pertengahan Februari.
2. Agenda hadiah-hadiah dari majalah. Gue hobi banget beli majalah, terutama kalau majalahnya ada hadiah gratisnya. Bentuknya lucu-lucu, sesuai tema si majalah untuk akhir tahunnya. Setelah gue bingung beberapa saat, AHA!! agenda-agenda ini jadi jatahnya mbak-mbak belakang buat catet belanja dapur, atau hari ini mau masak apa..:)))
3. Agenda beli sendiri, biasanya ini agenda meja super gede yang halamannya per bulan. Niatnya sih, supaya semua hal bisa dicatet disitu dan keliatan sebulan itu ngapain aja. Agenda ini, akhirnya dipake suami gue. Buat gue...nggak guna!
4. Akhirnya yang paling gue pake adalah: Agenda kecil, atau lebih tepatnya notes. Penuh tempelan post it berbagai warna. Kumel, penuh coretan, ada noda kecapnya, tulisannya super jelek karena nulisnya buru-buru. Kesaktiannya jangan ditanya, info penting setahun dimuat disitu. Efektifkah menangani masalah penundaan gue???Tidak. Tapi setidaknya menolong untuk masalah gue yang lain, yaitu lupaan.

Kalau begini ceritanya, artinya gue mesti nyari agenda lagi dong ya..???


sedang dipikirkan mau bersambung atau tidak...

December 9, 2007

Menjelang akhir tahun (1)


Akhir tahun kalo dihitung-hitung masih sekitar tiga minggu lagi. Tapi auranya udah mulai berasa dari sekarang, malah dari beberapa minggu sebelum ini. Yang mungkin memperhatikan, pasti ngeh dengan hal hal berikut:

1. Jalanan yang tadinya halus mulus, tiba-tiba sompal, groak, dan ada papan yang bertuliskan "maaf, kenyamanan anda terganggu karena ada pembetulan jalan". Atau galian kabel yang nyata-nyata sangat mengganggu pengguna jalan. Pastinya, pemerintah kita sedang berjuang menghabiskan anggaran pembangunan yang umurnya hanya tinggal hitungan hari.
2. Iklan potongan harga di mall-mall dan pusat perbelanjaan segede-gede gumbrang yang berbunyi, "end year sale", "shop till you drop on december", dan lain sebagainya. Gue sendiri kadang juga nggak berhasil menahan godaan iklan terkutuk ini.
3. Acara-acara TV mulai nayangin kompilasi berita-berita setahun. Biasanya frekuensinya makin meningkat 2 minggu menjelang akhir tahun. Ensiklopedi setahun tentang segala macem aspek, mulai dari berita dalam negeri, luar negeri, berita hiburan, berita bencana alam, berita koruptor yang dipenjara, pokoknya mulai dari segala berita penting sampai berita nggak penting.
4. Liburan..liburan...liburan..kata-kata ajaib yang mulai menghantui.. buat gue nggak penting kemana atau ngapain, libur berarti kabur sementara dari kerjaan yang bikin suntuk.
6. Hawanya udah mulai hawa males, hawa liburan, kalo ngumumin meeting lewat email pada pura-pura nggak baca, kalo diajak diskusi, otaknya udah didunia sebelah mana.


bersambung yaa..

November 28, 2007

Nikmatnya haji

Sahabat gue, Neni menelpon gue pagi ini. Berpamitan dan minta doa karena dia mau berangkat haji. Rasanya gue ikutan bahagia kalo denger siapapun naik haji.

Yang gue inget pertama kali liat Ka'bah, haru biru banget rasanya. Nggak nyangka bisa sampai kesana. Dari jauh gue lihat orang-orang tawaf, rasanya buat menyelip diantara mereka nggak mungkin banget. Tapi gue inget orang-orang bilang, walaupun kelihatannya penuh banget, tapi akan selalu ada tempat buat kita. Ternyata bener, perlahan-lahan gue bisa menembus gelombang manusia. Dan begitu sampai diantara putaran tawaf itu, gue cuma bisa berucap dalam hati dengan mata berlinang-linang.."ya Allah, ada tempat buat gue disini".... rasanya nggak bisa gue ungkapkan. Seperti diperhatikan oleh Sang Pencipta. Meskipun bagi Dia, gue mungkin hanya sepersemilyar dari setitik debu. Tapi gue tau, bahwa Dia tau gue ada disitu.

kalau Dia mengizinkan, gue akan balik kesana..

picture was taken from www.musalla.org

November 27, 2007

Selasa pagi

Menerima telepon dari orang yang tepat di pagi hari yang buruk ternyata bisa membuat dunia tersenyum..

Acih ya..

November 24, 2007

Mertua (tidak) sama dengan orang tua sendiri


Setiap pasangan baru punya komitmen masing-masing di awal pernikahan mereka. Termasuk soal tempat tinggal. Kebanyakan teman-teman gue, memilih ‘untuk tinggal terpisah dari orang tua masing-masing. Caranya beragam, tapi yang lebih umum adalah langsung menyewa rumah setelah menikah, atau tinggal dengan orang tua dulu kemudian berusaha membeli. Sama saja.Tetap tujuan akhirnya adalah tinggal terpisah dari orang tua dengan alasan ingin mandiri.

Buat gue itu pilihan dan setiap pilihan pasti ada konsekwensinya. Banyak yang masih sering nanya ke gue, kenapa gue masih tinggal di mertua. Kenapa nggak pindah, kenapa nggak pengen punya rumah sendiri, kenapa mau hidup serumah dengan mertua yang sudah pasti banyak konflik.

Di tahun-tahun awal, perasaan rasanya gado-gado. Proses memahami dan mengenal satu sama lain, gue lalui dengan trial and error. Sesuatu yang menurut gue sederhana, ternyata tidak demikian dengan mereka. Hal-hal kecil, bisa dianggap besar. Masalah bisa datang tanpa gue tahu apa penyebabnya. Belum lagi kenyataan bahwa gue bekerja, dan pulang sama malemnya dengan suami, kadang lebih malem.

Tahun-tahun berikutnya, gue mendapati diri gue, ternyata survive. It's getting easier year by year. Urusan masak-memasak misalnya, mertua gue akhirnya paham, kalo menantunya ini memasak untuk lucu-lucuan. Bukan buat serius..:)))). Percuma juga dipaksa, apalagi kalau memasak sama mertua harus baca manual sebelumnya, soalnya kalo kemiringan motong ikan nggak sesuai, rasa ikan bisa mendadak jadi labu siam..:)).
Gue juga akhirnya ngerti, bahwa gue hanya perlu melihat mereka, sama seperti gue melihat orang tua gue sendiri. Mau kawinan nggak punya jilbab atau tas yang matching, ubek-ubek aja lemari mertua. Berlaku juga sebaliknya, bahwa mereka juga melihat gue seperti anak sendiri. Buru-buru kekantor tanpa sarapan, siap-siap aja diomelin. Pulang telat tanpa beri kabar, bisa ditungguin depan tv.

Kesimpulannya, sebuah hubungan bisa berhasil kalau kedua belah pihak berusaha. Tapi hubungan dengan mertua, tak bisa tidak, sudah pasti yang harus lebih berusaha adalah kita. Bagaimana mungkin memaksa orang tua 70-an tahun keatas untuk merubah diri.

Kalau suatu saat mertua anda sudah bisa menelpon anda di tengah-tengah meeting hanya untuk menanyakan "nak..nak..semangka di kulkas itu masih baik nggak ya" ..itu berarti anda berhasil..!! :)))

November 22, 2007

Procrastinator sejati

Hampir dipastikan, akhir minggu ini gue bakal bawa kerjaan pulang. *bete mode on*. Sebenernya lagi-lagi, salahnya di gue. Sebagai juragan duit, menunda pekerjaan hukumnya haram. Karena begitu loe menunda, angka-angka biadab itu selalu aja nggak cocok satu sama lain. Dan berakhirnya gue pasti akan mati-matian nyari sampai ketemu. Tapi jeleknya, penundaan itu sering (baca:selalu) gue lakukan apabila pekerjaan menggunung di meja gue. Denial mode gue langsung aktif. Parah! Padahal gue tau, yang akan gue hasilkan cuma frustasi berat, karena kurang waktu dan terburu-buru. Minggu ini adalah salah satu contoh dari menunda pekerjaan. Duuh...no way Heroes season 2, Brother and Sister season 2, tambah lagi 4 buku yang gue beli on line tempo hari. Semua gue sisihkan untuk akhir minggu yang damai..hiks...harusnya gue udah kapok nih menjadi seseorang yang penunda.

November 13, 2007

Hasil nenangga ke blog laen


Setelah gue liat-liat beberapa blog laen yang tanpa sengaja gue temukan di dunia maya ini, ternyata blog yang menarik minat gue adalah:
1. Yang pasti blog nya sahabat dan temen2 seputaran gue.
Kadang karena kesibukan, blog jadi salah satu sarana buat kita untuk tau kabar temen-temen.
2. Blog penulis, mungkin karena penulis, jadi blognya enak dibaca. Blognya dewi lestari, aditya mulya dan ninit yunita termasuk diantaranya. Terakhir gue nemuin juga blog ini , yang ternyata seru banget dan dari sini gue nemu link lagi ke blog-blog seru laennya.

3. Blog jalan-jalan. Berguna banget kalo misalnya kita mau ke suatu tempat, dan blog tertentu bisa ngasih informasi rinci mengenai tempat itu. Yang gue suka baca blognya trinity dan blogpacker journal. Pastinya masih banyak yang laen, gue aja yang belum nemu.

4. Blog yang isinya review segala review, mulai dari resto baru, film, buku, tempat liburan, dan sebagainya. Salah satunya blog ini
5. Blog para dedengkot blogger seperti enda nasu
tion. Selain isinya segala macem ada, link nya juga buaannyaakk pisann. Gue suka starting blog walking dari sini, dan tau-tau gue bisa berakhir di blog manaa gitu.:))

L
agi mencari cara nih, supaya agak-agak produktif nulis. Menurut bapak ini jangan memaksakan untuk nulis sempurna, yang akhirnya berujung tidak sempurna malah tidak menulis sama sekali. Postinglah satu paragraf aja, kalo ujung2nya bisa jadi satu tulisan komplit, itu bonus. Kalo enggak, ya udah aja satu paragraf itu diposting. Thanks bapak, tips nya.

November 11, 2007

Brothers and Sisters


Every Tuesday, 09.00 pm on starworld
To mom and ladies, you're gonna love this series.
Don't miss it..

November 3, 2007

The flavor of Rain


I never understand, why does rain affect me very much. It feels very different from one place to another. When i was in my hometown Padang, i love to drove around the city and enjoying the rain. I like the smell, the sounds, and i also love the aura that comes out from it. In Jakarta, i feel different about rain. Once it coming, i always stare at the window and my heart is beating.."is it going to be flood everywhere? how am i going to get home?" It seemed that rain in Jakarta is different from one I have before. And I don't like it. I hate it..

And now, I am falling in love to rain again. I just got back from Bandung, where i spent the whole week and it was raining every afternoon. I found my rain's new flavor there. It was an another flavor of rain. My new rain..

October 14, 2007

Idul Fitri dalam ingatan...


Dulu sekali, waktu gue masih bocah-bocah, yang gue inget dari Idul Fitri adalah angpaunya. Tiap tahun, lebaran identik dengan pulang kampung. Bokap bersaudara ada 11 orang. Dengan suami istri dan anak, total penghuni rumah gadang di kampung itu bisa sekitar 60-an orang. Kebayang hebohnya kayak apa. Yang paling heboh adalah rebutan kapling tidur. Keluarga yang datang duluan, bisa milih-milih dulu. Yang paling beruntung adalah bisa dapet kamarnya nenek gue , karena nyaman, ada kelambunya, dijamin nggak digigit nyamuk. Sementara yang belakangan dateng, akan berusaha mencari posisi paling nyaman di depan tv atau bahkan diruang tamu, yang pasti gelar kasur lipat dan selimut hangat. Nenek gue punya kamar yang isinya tempat penyimpanan mulai dari bantal, kasur lipat, tiker, selimut, bedcover, pokoknya segala macam perlengkapan darurat buat tidur. Walaupun tidur semalem apapun, jangan coba-coba bangun siang, karena nenek gue pagi2 biasanya dengan suara toanya udah bangunin semua orang. Yang kebagian tidur ngampar diruang tv, apes aja, karena pagi-pagi udah harus bangun. rumah udah harus rapih, bersih, jadi kapanpun kedatangan tamu yang mau lebaranan, gak ada deh tuh, manusia-manusia bergelimpangan belum bangun. Kalo nggak mau bangun, siap-siap aja disapu keluar rumah:)))

Kehebohan berikutnya, pastinya antrian mandi. Kamar mandi dikampung biasanya gede banget. Bak mandinya apalagi. Udah kayak kolam ikan. Airnya jernih, bening, dan dinginnya minta ampun kalo dimandiin paksa pagi-pagi. Biasanya anak-anak piyik dijejerin, trus dimandiin massal. Ada slangnya segala loh, jadi udah kayak mandiin anak-anak kebo. Dengan jejeritan kedinginan pastinya. Tapi cara ini cepet, ringkes, dan nggak bikin antrian panjang. Herannya gue, kok anak-anak itu bisa pada nggak sakit ya, malah abis mandi riang gembira main di halaman rumah sampe sore.

Angpau biasanya dibagiin setelah sholat Ied. Ada om dan tante yang udah kita bayang-bayangi dari lapangan tempat sholat sampe ke rumah karena tarif angpaunya yang lebih tinggi dari yang lain. Kalo udah bertahun-tahun nggak ada kenaikan, anak-anak piyik itu unjuk rasa. Nggak mau dikasih tarif segitu lagi (yang ngajarin ibu bapaknya juga sih, mana pula anak seumur jagung ngerti unjuk rasa coba). Kalo om tantenya ada 11, bayangin aja penghasilan anak-anak itu. Wah, kaya raya pokoknya. Kalo tu angpau gue setorin lagi ke bokap gue, bisa-bisa balik modal, untung malah. Tapi nggak mungkin lah hay..gue setorin. Itu kan penghasilannya kita, gaji ketigabelasnya anak-anak kecil deh..:)))

Tradisi pulang kampung ini berhenti di tahun 2000, anak-anak piyik beranjak besar, anak-anak besar beranjak dewasa, om dan tante juga beranjak tua. Nggak ada lagi ritual pulang kampung, apalagi setelah nenek dan kakek gue berpulang. Kenangan Idul Fitri buat anak gue kelak, pastinya akan beda banget. Tapi mudah-mudahan aja, sama indahnya dengan yang gue punya.


Selamat Idul Fitri 1428 H,
Mohon maaf Lahir dan Batin

October 2, 2007

Bedah Lemari



Semua pasti setuju, bahwa perempuan itu hobinya belanja. Dalam rumah tangga biasanya ini sering jadi isu penting. Misalnya, suatu waktu, ketika suami gue membuka lemari sepatu, tiba-tiba dia menyadari, bahwa mayoritas isinya adalah milik gue. Atau ketika gue mulai merasa bahwa lemari baju gue perlahan-lahan menggembung, sementara gue lagi-lagi berpikir "emang gue beli apa sih". Nah, dua hal diatas mengindikasikan, bahwa barang2 gue sudah waktunya ditelusuri ulang.
Harusnya nih, ilmu benernya, kalo loe beli 1 baju, berarti kita harus keluarin 1 baju. beli 2 sepatu, ya keluarin 2 sepatu. Jadi lemari nggak akan mungkin penuh. Tapi teori ini bisa dilakukan kalo baju/sepatu yang akan loe keluarin memang berkondisi mengenaskan. Pertanyaannya adalah, emang perempuan beli baju/sepatu kalo baju/sepatu lamanya udah jelek??ya enggak laaahh. Yang ada , beli sepatu kalo yang lama kurang komplit warnanya. Beli baju, karena lucu, bukan karena butuh.

Trik gue kalo lagi bebenah lemari
1. Pisahin dulu antara barang yang masih dipake, jarang dipake dan nggak pernah dipake sama sekali. Ini bisa jadi ribet kalo loe nggak teges...kuncinya adalah NEVER THINK TWICE. Sesuatu yang loe pikir gak akan pernah dipake lagi, daripada menggudang di lemari, mending kasih orang lain. Jangan berpikir tiba-tiba badan loe nyusut banyak, trus jadinya baju-baju indah jaman dulu disimpenin semua. Tanpa tau kapan bisa dipake lagi. Mubazir, dan pasti bikin frustasi kalo kita nggak kurus-kurus. :))). Pokoknya, semua barang yang untuk makenya loe harus berpikir dua kali, masukin semua ke trash bag.
2. Kemudian, barang yang udah dipisahin itu, dicek kondisinya. Misalnya baju, kalo masih bagus (nggak ada jaitan lepas, nggak ada kancing copot, nggak robek, nggak luntur dsb) boleh deh tuh, kasih ke orang lain yang membutuhkan. Apalagi menjelang lebaran gini, pasti bermanfaat. Kalo punya adek/kakak yang mau terima dan nggak gengsi pake barang lungsuran, bagus banget. Gue pernah ngirimin satu kotak isi barang2 gue ke adek gue di Bandung, buat dikasih-kasih. Ujung-ujungnya dia yang pake.
3. Pastinya setelah 2 kerjaan diatas kelar, lemari loe akan sangat 'bernafas'. Tapi itu bukan alasan untuk nambah koleksi lagi loh! Harusnya dengan berbenah lemari, bisa ketemu ide2 baru mix match penampilan. Bukannya belanja lagi ya ibu-ibu..

Selain pernak pernik perempuan, pastinya banyak juga barang2 dirumah yang menyampah dan bingung mau dikemanain. Misalnya, tas rapat segala rupa yang didapat dari seminar-seminar, majalah-majalah lama, pernak pernik dapur yang mungkin pada waktu beli, nggak jelas peruntukannya buat apa, segala bentuk food storage yang mungkin udah ilang tutupnya, sompal, dan nggak bisa dipake lagi, lampu meja yang kapnya pecah, cita-citanya mau nyari di toko lampu seputaran fatmawati, tapi cuma sebatas cita-cita, buku-buku zaman kuliah, dan sejuta benda2 lainnya yang menyita tempat dan bikin mata kusut.

Saran gue: kumpulin semua barang2 itu, telpon ke Yayasan Yasmin di 021-7434792, 74716608, 74716608. Mereka menerima segala bentuk barang hibahan dan bisa diambil kerumah. Apaa ajaa!! Any kind of stuff. Gue pernah hibahin mesin fotocopy ke mereka, sebelumnya gue udah wanti2, kalo mesin fotocopy ini rusak dan nggak bisa dipake. Gue pikir mereka nggak akan mau. Tapi besokannya mereka dateng, ngambil sendiri, bawa sendiri, dan gue pun dikasih thank you card dari mereka. Beberapa waktu kemudian, gue iseng aja pengen nanya nasib mesin fotocopy itu, ternyata mereka benerin, dan mereka pake untuk salah satu sekolah gratis binaan mereka. Mengharukan!

Jadi kalo berpikir mau buang barang-barang, inget aja..bahwa mungkin barang2 itu bisa bermanfaat buat orang lain kalo dipikirkan secara benar 'tempat pembuangannya'. Okeh ibu-ibu, selamat bekerja!!

tentang Yayasan Yasmin liat disini ya: www.yasmin-barbeku.org

photo taken from: www.fotosearch.com

September 22, 2007

Nada dering gue berikutnya


Selamanya Cinta

by D'Cinnamons

Di kala hati resah
sribu ragu datang memaksaku
rindu semakin menyerang
kalau lah aku dapat membaca pikiranmu
dengan sayap pengharapanmu
inginku terbang jauh

biar awan pun gelisah
daun-daun jatuh berguguran
namun cintamu kasih
terbit laksana bintang
yang bersinar cerah menerangi jiwaku

*
andaikan ku dapat mengungkapkan
perasaanku hingga membuat kau percaya
akan kuberikan seutuhnya
rasa cintaku selamanya
selamanya..

**
tuhan jalinkanlah cinta
bersama selamanya..

Ini lagu beda banget sama versi aslinya Yana Julio. Suaranya Dodo keren banget..gitar akustiknya apalagi..

September 15, 2007

Jatuh Cinta Berjuta Rasanya



Temen sekantor gue lagi jatuh cinta berat. Nggak susah untuk mengetahuinya. Nggak perlu diomongin juga, orang disekeliling dia tau banget kalo dia lagi jatuh cinta. Entah kenapa, pasti ada yang beda. Yang biasanya mukanya ditekuk kalo kerjaan nggak abis-abis, sekarang kayaknya deraan separah apapun, nggak ngaruh tuh. Bawaannya ceria terus, lagi meeting terima sms, trus senyum-senyum. Sore menjelang buka, pasti nggak jauh-jauh dari hp. Kalo terima telpon pelaaan banget atau menjauh. Abis selesai telpon, ngelamun dulu..sambil ngeliat jauh...aaahhhhh....indahnya...

Waktu zaman SMA ato kuliah, pemandangan itu masih biasa. Tapi haree geennee..kayaknya udah lama banget gue nggak ngeliat orang kasmaran. Apalagi dikantor yang isinya sebagian besar cewek-cewek lajang workaholic gak jelas, yang kehidupan pribadi bener-bener 'restricted' dan tabu buat diomongin. Jadi kalo tiba-tiba ada satu yang aga-aga keluar jalur, ketauan banget..:))) Blum lagi selera musik yang berubah drastis, lagu-lagu yang diputer, ga jauh-jauh dari lagu-lagu mellow, atau kalo ada lirik lagu yang cocok, tiba-tiba ada yang meraung dikejauhan..ha ha ha..

Bagusnya kalo lagi begini, mau dikasih kerjaan seberapapun, dunia damai tentram, nggak ada yang protes, kalo pun protes dijamin nggak akan lama, karena dering-dering sms pasti membuatnya tersenyum lagi..

Love,
the key that unlocks the bars of impossibility.

September 13, 2007

Selamat Berpuasa


Marhaban ya Ramadhan
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
Semoga Puasa kita diterima Allah SWT

August 30, 2007

Birokrasi yang basi


Di negara kita tercinta ini, kadang mengurus hal yang gampang aja susahnya minta ampun. Gue beberapa kali nyaris frustasi mengurus sesuatu yang berhubungan dengan birokrasi. Makanya sampe ada istilah, ujung-ujungnya duit. Contoh paling baru, ngurus paspor. Baru dateng aja, gue udah disambut meriah sama calo-calo bertampang males. Yang satu bodi gede, baju awul2an (padahal itu masih pagi banget), dan bertato (c'mon, emang ini pasarr??), yang satunya lagi, klimis, berkumis, nenteng tas tukang kredit, dan bergaya gak butuh, sambil nanya.."mbak, mau ngurus paspor ya, bisa sehari nih, Rp 750 ribu...whhaaatt...bukannya bandrol resminya cuma Rp 275.000?? Gue lirik pun enggak, selain gue males liat tampang calo-calo itu, gue juga gak bawa duit sebanyak itu kaleee...

Dengan muka yakin, gue cari tulisan formulir pendaftaran. Yang jual ternyata tukang fotocopy, berharga Rp 5000 perak. Trus gue ambil nomer antrian kayak di bank, dan dapet nomer 1008, dengan asumsi mereka akan mulai dari nomer 1000. Loket yang buka ada empat, jadi gue berharap gue gak akan nunggu lama buat masukin berkas. Tunggu punya tunggu, tiba-tiba gue nyadar, nomer itu berenti di 1002,ada kali setengah jam. trus gerak ke nomer 1005, dan stuck lagi dinomer 1007..mulai gerah nih gue...

Ketika akhirnya gue dipanggil, yang ngelayanin sebut aja Mas Jabrik (karena rambutnya jabrik ala 80-an), lagi-lagi dengan gaya acuh-acuh butuh, ngeliat berkas-berkas gue. Cek sana sini, tandain sana sini,trus bilang "jadinya 5 hari ya mbak" ngomongnya pun gak pake ngeliat gue..duuh...ngurut dada. Gak lama kemudian gue masih dianggurin, sementara dia jalan-jalan entah kemana, membawa berkas-berkas laen. Saat itu gue sempet ngeliat kondisi di balik loket. Jadi didalam loket-loket itu, ada sejejeran kursi dan meja, hampir mirip ruang kuliah yang melebar dengan monitor LCD di masing-masing meja. Yang gue peratiin bukan LCDnya, tapi penghuni meja-meja itu. Gue nggak tau mesti ketawa apa marah, di jam 9:30, dimana orang2 lagi rame-ramenya bikin paspor, para penghuni meja itu ada yang lagi bedakan, makan roti, ngobrol, bahkan ngupil..!! ya ampuunn...sementara petugas yang ngelayanin loket juga gak semua manteng di posnya, yang ada keliaran kemana-mana. Saat itu gue belum tau mereka keliarannya ngapain. Belum habis heran gue, si mas jabrik balik lagi. Gue tanya, gimana caranya kalo mau cepet?mau tau jawabannya.."ya nggak bisa dong mbak, peraturannya segitu.." dalam pendengaran gue sih dia jawabnya "bisa mbak, ya dibantu sekedarnya, bisa 2 hari jadi". Akhirnya setelah tarik ulur urusan tarif, si mas jabrik setuju jadiin paspor gue itu dalam 2 hari. Dengan harga yang lebih 'miring' dari harga yang ditawarin calo-calo yang nyamperin gue tadi pagi. Gue nunggu nggak berapa lama, trus gue diminta tanda tangan, nunggu lagi, dan akhirnya dipanggil buat foto. Besok sorenya, paspor gue udah bisa diambil.

Gue sama sekali nggak nyaman saat paspor gue dibilang bisa diambil besokannya, dan mas jabrik nyalamin gue dengan mata berbinar-binar. Terlebih lagi waktu nunggu itu, disebelah gue ada bapak-bapak pensiunan yang lagi nelpon anaknya untuk minta dianterin surat pensiunan sebagai bukti kalo bapak itu udah pensiun. Ya Allah...EMANG PENTING YA?? Gue ngerti sekarang, jadi si petugas loket itu sibuk wara wiri, untuk ngurusin orang yang pake jalur kilat kayak gue. Sementara orang-orang yang ngurus pake jalur 'biasa' disuruh nunggu, atau ngelengkapin alamat, atau berkas kurang, dan alasan laen yang mengada-ngada. Ya terang aja 1 paspor makan waktu 8 hari, lah wong gak dikerjain, simply karena nggak ada duitnya.

Kalo dipikir-pikir, gimana orang mau pake jalur biasa, kalo caranya kayak gitu. Gue yang tadinya mikir mau nyoba pake cara normal, belum apa-apa udah putus asa. Kebayang antrian disalip orang, atau nomer antriannya udah berjam-jam nggak maju-maju..blum lagi mesti balik berkali-kali kesana, emangnya Jakarta nggak macet??gimana nggak frustasi ya?? Kalo semua orang ngerjain seperti yang gue lakukan, lama-lama emang jadinya prosedur yang bener itu ya jalur express dengan uang tambahan. Sementara jalur biasa yang nggak ada duitnya ya dianggep aneh, jadi aja dicuekin..duuhhhh...gimana mau bener diantara orang-orang yang nggak bener ya??!!!

August 28, 2007

The Namesake (Book and Movie)


Buku ini menceritakan tentang Ashima, seorang wanita asal Bengali, India, yang dibawa suaminya, Ashoke ke Amerika. Ashoke yang juga sesama Bengali sedang mengambil gelar doktornya di Amerika. Kehidupan yang sama sekali baru, membuat Ashima pada awalnya sulit beradaptasi. Salah satu keunikan terjadi ketika anak pertama mereka lahir. Dalam tradisi India, anak itu punya 2 nama, pet name dalam bahasa india daknam (nama yang dipakai oleh keluarga&orang-orang terdekat), kemudian ada lagi good name atau bhalanam (nama yang muncul di sertifikat, ijazah dsb). Good name itu biasanya akan diberi oleh orang yang dituakan dalam keluarga. Karena nama itu tak kunjung datang, sementara birth certificate yang dikeluarkan rumah sakit harus ada namanya, maka Ashoke dan Ashima memberi nama anak pertamanya dengan Gogol Ganguli. Gogol sendiri diambil dari seorang pengarang briliian asal Rusia bernama Nikolai Gogol yang sangat diidolakan oleh Ashoke.

Menjelang dewasa Gogol mulai tidak menyukai namanya yang aneh. Terlebih lagi ketika dia tahu bahwa Nikolai Gogol adalah seorang yang semasa hidupnya selalu depresi, tidak menikah, dan mengakhiri hidupnya dengan cara kelaparan sampai mati. Sampai suatu hari Gogol minta izin pada Ashoke dan Ashima untuk mengganti namanya menjadi Nikhil Ganguli. Komentar Ashoke, "In America, everything is possible, do as you wish".

Selain cerita tentang nama Gogol, buku ini juga banyak bercerita tentang kehidupan mereka sehari-hari sebagai imigran, tentang tradisi-tradisi di India, cerita tentang bagaimana Nikhil dan adiknya Sonia beradaptasi sampai dewasa dengan budaya Amerika. Juga bagaimana Ashoke dan Ashima yang mati-matian mempertahankan akar budaya asal mereka, sementara Nikhil malahan pacaran dengan gadis-gadis Amerika.

Filmnya sendiri sangat merepresentasikan isi bukunya. Kalo ngebandingin buku sama filmnya, yang pasti filmnya lebih ringkas. Bagian ketika Sonia tumbuh gede gak begitu diexpose, trus bagian Gogol gonta ganti pacaran sama cewek amerika juga gak ada di filmnya. Tapi bagian-bagian penting yang gue harapkan muncul difilm, ternyata ada. Misalnya waktu keluarga Ganguli ini pulang ke India untuk pertama kali, trus waktu Ashoke kena serangan jantung waktu lagi bertugas ngajar diluar kota. Film dan buku ini juga saling ngelengkapin. Karena bukunya sangat minim dialog, alurnya pelan dan lama. Jadi filmnya pun ngikutin.
Paling sedih waktu Gogol nangis di tempat tidur ayahnya di apartment tempat ayahnya tinggal sementara, sambil bilang .."I'm sorry baba"...:((..
Kalo nggak sempet baca bukunya, nonton filmnya aja!!

August 27, 2007

Ladies Driver

Jadi cewek yang nyetir dijalanan itu nggak enak! Berasa banget kalo didiskriminasi. Mau pindah jalur, U-turn, ato parkir...suka nggak dikasih orang. Dulu-dulu rasanya masih manusiawi, masih banyak orang2 baik dijalanan. Makin kesini, ya ampuunnn..kayaknya nggak ngaruh banget, mo ibu-ibu, pake jilbab, perempuan, teteeuuppp aja dipepetin dan nggak dikasih jalan. Jadinya kalo nyetir, emang mesti punya stock sabar yang banyak.

Satu-satunya yang bikin gue seneng menjadi pengemudi wanita adalah, selalu tersedianya ladies parking di mall-mall. Jadi gue nggak perlu muter-muter tawaf di basement parkir untuk dapet parkir. Trik gue kalo ladies parkingnya penuh, gue tungguin aja sampe ada yang keluar. Pasti deh, dalam 5-10 menit ada ladies2 laen yang keluar dari lift menuju mobilnya, dan tinggal dikuntitin dia parkir dimana. Tapi gara-gara ini juga, suami gue jadi punya alesan biar gue yang nyetir kalo ke mall, karena pastinya lebih gampang dapet parkir...untungnya sabtu minggu dan hari libur, ladies parking gak berlaku..:))

August 23, 2007

Sempurna

by Andra & the Backbone

Kau begitu sempurna
Dimataku kau begitu indah
Kau membuat diriku
Akan slalu memujamu
Disetiap langkahku
Kukan selalu memikirkan dirimu
Tak bisa kubayangkan
Hidupku tanpa cintamu
Janganlah kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darah ku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku lengkapi diriku
Oh sayangku kau begitu....
Sempurna.... sempurna....

Kau genggam tanganku....
Saat diriku lemah dan terjatuh
Kau bisikkan kata
Dan hapus smua sesalku
---------------------------------------
Gak tau kenapa suka banget sama lagu ini, mungkin karena agak-agak mirip king of convinience kah?

August 22, 2007

Keriting part TWO

haduuhhh..kenapa lagi niihh..template html gue gak karu-karuan..
akhirnya pake mode automatic pilot lagi..:((..

ya sudahlah, nikmati aja seada-adanya..

August 15, 2007

Membolos demi Ria

Cinta benerrr sama sahabat gue yang namanya Ria. Berhubung si 'artis' mau jalan2 dan belanja, dan cuma punya satu hari di Jakarta, jadilah gue, Neni, ama Yona kalang kabut bolos dari kantor. Ternyata, rencana kemaren yang keliatannya realistis, akhirnya mesti dirubah. Ketemuan di Garuda Bidakara, dan disinilah kehebohan dimulai.
10:30 Berangkat dari Bidakara, setelah Ria kita suruh city check sebagai antisipasi ibu satu ini bakal telat ke airport.
11:00 Sampe di Citos, setor muka sama pedagang-pedagang bazaar, yang entah kenapa tiba-tiba menyambut si artis, barangnya lucu-lucu banget. Gue ngincer tunik-tunik lucu di Sahla dan Tara Tami, tapi mikir-mikir dulu, this is not my time for shopping. Tapi gak bisa menahan diri, ngeluarin Rp 300rb untuk selimut katun yang dilapisi flanel yang ukurannya super gedeee. Excusenya:biar gak rebutan selimut sama hubbie. Gue liat tentengan Ria gak kalah heboh...
13:30 Bergerak ke PIM, langsung ke Zara, gak ngerti gue ibu-ibu ini ngincer apaan. Meskipun akhirnya, gue beli juga jeans nya..(huhuhuhuhu....).
14:00 Makan siang di food court meanwhile Ria kesana kemari mencari beberapa barang yang harus dia beli. Termasuk 3 kotak JCo diskon. Yang gue pikirin adalah, gimana ngatur barang2 dan MEMBAWANYA PULANG. ya bukan masalah gue juga sih...he he he..
15:15 Nganterin Ria ke Senayan City, nyari Bluebird ke bandara, setengah berharap jalanan nggak macet, supir taksi nggak lelet, dan penerbangannya telattt!!! (fyi, pesawatnya take off 16:20).
15:30 Dadah-dadah sama Ria, yang nggak henti-hentinya berdoa dan mengutuk teman-teman yang nggak merasa berdosa ngajakin jalan sampe last minute.
16:00 Nerusin liat-liat di PS, sembari nungguin makan malam dan wondering, Ria selamet gak ya..saat itulah Ria sms: supir taksinya temen ananda mikola.hmmm..ada harapan nih kayaknya..:))
16:55 Ria sms lagi: gue boarding, thank God pesawatnya telat.
19:30 End up di Sushi Tei sama Yona, Neni dan Dilla. Ria sms lagi: artis udah nyampe di Padang dengan selamat. Terima kasih atas kebaikan hati teman-teman...:)))

Gosshh...life is soooo funn...

August 2, 2007

Ibu-ibu hebat

Gue sangat menghargai ibu-ibu yang punya anak, terlepas dia bekerja atau enggak, menurut gue sama aja. Sama hebatnya, sama saktinya, dan sama mengagumkannya. Yang jadi bahan pengamatan gue adalah, dengan keberagaman latar belakang mereka, cara mereka mendidik anak juga beda-beda. Nggak ada teori baku yang bisa diterapin masing-masing keluarga. Satu hal yang gue yakini sekali adalah, bagaimana ibu 'mengisi' si anak di awal-awal umurnya, akan sangat berpengaruh kepada pertumbuhan si anak, dan berpengaruh kepada kepribadian si anak ini kelak.

Salah satu sahabat gue, sempat merasa dirinya tidak berarti dan khawatir, karena selalu dikritik tentang bagaimana mendidik anak oleh sahabat gue yang lain. Si sahabat yang mengkritik adalah salah satu staf pengajar di bidang pendidikan anak usia dini. Sementara sahabat yang dikritik adalah ibu bekerja dengan 2 anak balita dan batita, yang masih berjuang mencari identitas bagaimana konsep yang tepat untuk membesarkan anak. Gue sangat yakin, si ibu dua anak, pasti sudah berusaha sebaik mungkin, dan menjadi tidak bijaksana rasanya jika si pengajar mematahkan segala praktek yang udah dia lakukan, kemudian mengemukakan teori-teori yang mungkin buat si ibu dua anak terlalu rumit.

Gue mencoba memahami dari cara pandang si pengajar. Misalnya, dari kecil anak dari kecil harus diajak komunikasi. Itu gue setuju, karena memang terbukti kalo anak2 yang terbiasa diajak ngobrol oleh ibunya, akan lebih komunikatif dan terbuka. Tapi bagaimana cara si ibu berkomunikasi, sepertinya gak perlu diperdebatkan. Apa dia ingin memakai bahasa yang ringan dan lucu, atau mungkin bahasa serius. Gue rasa itu hanya masalah pilihan.

Pernah gue bertanya, soal memarahi, menegur, atau melarang anak. Lain ibu, jawabannya juga lain. Ada yang memarahi anak dengan cara frontal, yang mana menurut si pengajar ini nggak bener. Karena bisa menekan daya tumbuh kembang anak dan kreatifitasnya. Ada juga yang melarang dengan kata-kata nggak boleh ini dan nggak boleh itu. Akhirnya akan membuat anak penasaran, dan makin melakukan hal yang dilarang.

Nila, kakak ipar gue punya 5 anak, semua cowok. Yang paling besar, udah mau masuk kuliah dan yang paling kecil kelas 2 SD. Semua orang yang tau anaknya 5, pasti berdecak kagum. Sekaligus bingung, gimana sih caranya ngurusin 5 anak tanpa terjadi huru hara. Tapi selama yang gue tau, nggak pernah ada tuh kehebohan yang cukup berarti kecuali satu sama lain berantem atau males belajar. Kalo udah gitu, suaranya si ipar gue bisa kenceng ampe ke ujung jalan. Galaknya minta ampun. Kalo menurut dia, kalo dia nggak galak, apa nggak terjadi huru hara tiap hari dirumah. Bener juga ya. Dan gue nggak melihat anaknya jadi nggak berkembang tuh. Sekarang dia juga udah nggak terlalu pusing ngurusin anak, karena golongan anak besar-besar udah bisa bantuin ngurusin golongan anak kecil-kecil. Jadi teori untuk nggak memarahi anak, juga nggak seratus persen gue setuju.

Temen gue yang lain, Nana, seorang jurnalis lepasan, ibu 1 anak laki-laki, usia 4 tahun, baru TK A. Gue pernah bepergian dengan dia dan si anak, sempet agak takjub dengan kemandirian anaknya. Disaat ibu-ibu lain repot bawa mbak, atau nitipin anak kalo mau ha hi ha hi ke mall , Nana sangat bisa ngajak si anak jalan berdua aja dengan enjoynya tanpa mbak. Bahkan si anak pernah dia ajak ke beberapa meeting, dan si anak bertanya dengan cerdasnya, "ibu, kita ke rapat berikutnya ya??"
Wah, gimana caranya itu ya??Menurut dia jalan-jalan berdua aja malah bikin dia bisa lebih deket sama anaknya, dan jadi bisa ngajarin anaknya secara tidak langsung.
Sebenernya masih banyak cerita ibu-ibu hebat lain disekitaran gue. Gue yakin, mereka semua pasti punya ramuan dan formula khusus tentang mendidik anak. Yang pasti, teori yang berhasil di satu anak, belum tentu bisa diterapkan ke anak lain. Karena setiap anak unik dan berbeda. Apapun hasil akhir dari pendidikan yang mereka terapkan, menghakimi tanpa mau mengerti adalah sangat tidak bijak. Gue sendiri kalo jadi ibu, entah teori apa yang akan gue terapkan. Boleh nyontek ilmu ibu-ibu lain ya???

July 19, 2007

Workaholic dan masochist itu tipis bedanya

Ritual kerja di NGO mungkin nggak seperti yang dipikir kebanyakan orang. Santai, fleksibel, pulang tenggo, makan siang keluar kantor, atau bisa izin sehari dua hari untuk urusan pribadi. Santai, tergantung…seberapa banyak proyek yang lagi dikerjain. Fleksibel, ya okelah, at least buat ijin kedokter seharian gak diresein. Kabur jam makan siang, hmmm..kalo ngeliat daerah kantor gue yang superdupermacet di jam berapapun, nggak janji deh.

Setahu gue, jam kantor lazimnya mulai dari jam 8.00 pagi sampai jam 05.00 sore. Sebagian kantor lain ada juga memberlakukan flexy hour yang artinya boleh datang jam berapa apa, sampai toleransi waktu tertentu, tapi total hour bekerja sehari harus sampai 8 jam. Tapi ada juga kantor yang nggak punya jam kerja tetap. Kantor gue salah satunya. Harusnya NGO juga mengikuti aturan jam kantor yang lazim, tapi NGO gue jelas enggak. Entah kenapa emang nggak pernah ada tuh, ceklokan absen. Dan menjadi nggak penting juga, kalo orang-orangnya kerja kayak maniak semua. Apalagi dengan kondisi kantor yang jelas kurang orang. Mau nggak mau, semua orang harus mau ngerjain semua. Sejauh ini, gue masih toleran. Karena gue tau, semua orang bekerja sama kerasnya, sampe lembur nggak karu-karuan. Apalagi untuk waktu-waktu tertentu dimana tenggat proposal udah nyaris,dan yang nyaris nggak cuman 1, 2, tapi bisa 3 proposal disaat yang bersamaan. Mau nangis, tapi kalau nggak dikerjain, selamat gigit jari aja tahun depan.

Itu yang namanya bisa pulang kantor jam 5.00 teng, hampir sama kayak dapet lotre, saking nggak pernahnya. Lihat matahari sore waktu pulang, ampe surprise sendiri. Otomatis, urusan gaul bergaul sehabis jam kantor jadi kacau berat. Nggak pernah lagi yang namanya kongkow-kongkow sama temen, pulang nggak bawa kerjaan aja udah bagus.

Kembali ke kesibukan tiada tara, kadang sampe ada yang ngerasa jadi masochist sejati. Waktu banjir tempo hari, kantor gue udah nggak bisa diakses. Gue yang masih usaha menembus kemang, akhirnya nyerah dan balik pulang ke rumah. Beberapa yang lain, dari arah Pasar Minggu, terperangkap banjir di beberapa bagian Buncit yang memang cerukannya dalem. Dengan kesaktian ala mandraguna, salah satu dari temen gue, bisa nyampe dikantor dengan selamat. Hanya karena kerjaannya numpuk. Parkir di perkantoran kuningan, dan naik busway ke kantor, sementara daerah rumahnya di Meruya. Komentar gue ke dia waktu itu cuma satu: Kayaknya gue nggak seworkaholic dan semasochist itu amat kaliii...kalo ada divisi pengaduan di depnaker yang khusus menangani orang-orang yang bekerja melebihi waktu kerja sampe-sampe nggak memperdulikan status banjir siaga 1, gue akan dengan senang hati ngelaporin temen gue itu...

July 6, 2007

Memilih antara sabar dan marah

Dua hal diatas, sangat berbelakangan. Satu sama lain berdiri di sisi yang berseberangan, tapi dua-duanya ada dalam diri kita. Disebagian orang, sabar lebih dominan dibanding marah. Dan jadilah dia orang yang penyabar. Sementara disebagian yang lain, punya stok marah lebih banyak daripada stok sabar. Maka jadilah dia orang yang pemarah.

Dari mulai pagi hari, mau kekantor aja, mungkin kita udah dites kesabaran. Apalagi kalo bukan macet. Blum lagi motor slonong boy seenaknya, atau nyeruduk spion mobil kita. Reaksi reflek biasanya akan marah, dan dengan sukses jadilah kita buka kaca trus ngomel panjang pendek sama pemilik motor. Sementara si motor nggak denger karena kupingnya ketutupan helm. Jadi, marahnya nggak tepat sasaran. Rugi pertama.

Nyampe dikantor, tiba-tiba kita nemuin meja kita nggak dibersihin sama office boy. Lagi-lagi, reflek, pastinya bawaannya manggil dia, dan ngomel lagi panjang pendek. Kenapa nggak bersihin meja, kan berdebu, blum lagi sisa gelas kemaren masih ada. Si office boy, bisa jadi telat dateng, karena anaknya sakit tapi kita nggak kasih kesempatan buat dia ngejelasin kenapa dia nggak bersihin meja kita. Yang ada, si office boy dongkol karena diomelin, dan mungkin banget kalo makan siang, dia nggak nawarin kita beli apa, dengan alasan lupa. Rugi kedua.

Karena nggak ditawarin makan siang, jadilah kita nyari makan siang sendiri. Naik taksi, supirnya salah jalan dan kena daerah macet. Reaksi paling logis, marah sama supirnya, kenapa milih jalan macet dan sebagainya. Si supir, nyolot karena tadi pas nanya jawabannya terserah mau lewat mana. Kok malah marah-marah. Akhirnya karena jengkel sama kita, dia nyetirnya jadi ajlut-ajlutan sampe kita mabok didalam taksi. Rugi ketiga.

Pulang kantor, janjian sama temen mau kongkow-kongkow. Tapi si temen datengnya telat banget, dan kita nunggunya udah jenggotan. Dateng-dateng si temen dimarahin, gimana sih janjinya jam berapa, dateng jam berapa, tau gitu mendingan tadi langsung pulang aja, daripada manyun. Akhrinya si temen yang tadinya mau cerita, bahwa dia baru dipecat dari kantor, tapi karena kita udah marah-marah, akhirnya dia nggak jadi cerita dan akhirnya kongkow-kongkow berakhir dengan nggak sukses. Rugi keempat.

Jadi seharian, apa yang didapet dengan marah-marah. Nggak ada, NOL, Nihil.
Si motor nggak denger kita ngomel, si OB nggak nawarin kita makan siang, si supir bikin kita mual di taksi, dan si temen, akhirnya nggak jadi cerita. Kalo kita mau dikiiittt aja bersabar, situasinya pasti akan lain.
daripada ngomelin si motor, mendingan dengerin radio, atau musik asik biar kemacetan nggak bikin bete.
daripada ngomelin si OB, kenapa nggak nanya dia aja baik-baik. Kalo anaknya ternyata emang sakit, kita bisa ngajak temen kantor urunan buat biaya obat anaknya kan?Bukannya rugi, malah kita dapet pahala.
daripada marah-marah sama supir taksi, mendingan ajak dia ngobrol. at least, waktu yang tadinya berasa lama karena macet, bisa terlewati tanpa harus manyun dan cemberut aja.
daripada marah-marah ama temen, kenapa juga nggak bikin janji ketemuan lain waktu untuk ngobrol dan curhat soal pemecatan si temen.

Balik lagi, kita juga yang akan milih, gimana mau nanggepin suatu kejadian yang nggak menyenangkan. Yang pasti, marah nggak akan menyelesaikan persoalan. Yang ada hanya akan membuat hati orang lain rusak, dan diri kita sendiri menjadi keras. Kalo aja kita mau berusaha lebih keras untuk menjadi lebih sabar, seenggaknya kita udah mengurangi jumlah orang2 pemarah yang ada didunia. Ya nggak??

June 27, 2007

Sholat di belantara Jakarta

Di Jakarta, hidup seperti nggak pernah berhenti. Dari pagi, kita bersama jutaan orang lain, kerja dari pagi sampe sore, dengan kesibukan tiada tara yang sering membuat orang lupa waktu. Untuk pergi dari satu tempat ke tempat lain aja, harus menempuh macet yang udah jadi bagian hidup sehari-hari. Waktu sepertinya nggak bisa ditawar, mau diulur seberapapun, tetep aja kita kehilangan dan kekurangan waktu.
Di sela-sela itu semua, satu kewajiban yang harus umat Islam lakukan dalam kondisi apapun adalah sholat 5 waktu. Dari 24 jam sehari, kalau kita hitung, setiap sholat dirata-ratain 5 menit, kita cuma harus menyisihkan waktu kita 25 menit dalam sehari untuk sholat. Biasanya penyakit yang timbul adalah nunda sholat..mikirnya ntar lagi ah, masih ada waktu. Jadilah zuhur bisa setengah 3 ato ashar setengah 6. Gue sendiri kadang suka ngerasa bersalah, kalo udah sholat diujung-ujung waktu. Seolah-olah, waktu yang dipake buat sholat cuma sisa-sisa waktu dari waktu-waktu berharga yang kita pake buat kerja, meeting, ngurus anak, dan sebagainya. Padahal harusnya kan nggak gitu.

Di beberapa tempat, keberadaan mesjid ato mushola suka nggak diperhatikan. Biasanya lokasinya ada dibasement, somewhere di pojok parkiran lantai berapa gitu, atau malah diluar area gedung induk. Itupun tempat wudhunya banyak yang digabung atau malah kebuka begitu aja. Mestinya kan dipikirin ya, buat ibu-ibu ato mbak-mbak yang pada pake jilbab, masa mesti buka-bukaan gitu depan orang. Atau malah lagi cuci kaki, betisnya kemana-mana. Ribet deh pokoknya.

Beberapa tempat yang kebetulan gue tau, di Plaza Senayan, musholanya baru direnovasi dan bagus banget. Dingin, nyaman, tempat wudhu nya misah , dan bersih. Di Citos, sekarang agak lumayan, dibanding dulu, harus keluar citos dulu karena musholanya ada dibelakang. Di hotel Mulia, kalo mau sholat, harus keparkiran. Nyarinya rada ribet, dan petunjuknya gak ada. Harus nanya sama satpam, dan harus jelas tepatnya dimana, kalo enggak,dijamin bisa muter-muter parkiran sampe bego. Please deehh..hotel sekelas Mulia gak nyangka loh gue, musholanya ada disitu. Mungkin dipikirnya nggak penting kali ya. Buat yang lagi jalan ke Bandung, boleh juga coba mampir di mesjid di Km 50 Cikampek.N
amanya gue lupa.

Kalo lagi dijalan, bisa juga nyari mesjid terdekat, tapi dengan kondisi Jakarta yang macet, buat sebagian orang, males aja duluu..sementara kalo mau nyari lokasi tempat makan enak dimana, mo macet kayak apa juga mari dijabanin..! Nggak bermaksud menghakimi, kalopun punya waktu, ternyata banyak yang memilih untuk pura-pura lupa sama kewajiban dengan alasan masing-masing.

June 25, 2007

Bedanya anak zaman dulu dengan anak zaman sekarang

Anak zaman dulu pulang lewat maghrib, udah kebat kebit takut diomelin sampe dirumah. Anak zaman sekarang pergi dari siang, sampe malem, paling top ditanya, "kemana aja, hari gini baru pulang?"

Anak zaman dulu kalo malem sebelumnya abis diomelin abis-abisan, boro2 paginya minta duit jajan. mendingan ngacir tanpa kata-kata. Urusan duit jajan, mending ngutang ama teman sebangku, ato puasa jajan sekalian. Anak zaman sekarang, abis diomelin malemnya, besoknya, dengan nggak tau dirinya bisa ngomong "mam, minta duit jajan dong, yang kemaren abis". Dan hebatnya, dikasih loohh..

Anak zaman dulu, kalo ada tamu, si nyokap cuman pake lirikan maut, yang artinya adalah "bikinin minum, jangan ikutan ngobrol juga". Anak zaman sekarang, mau dilirik kek, dipelototin kek, yang ada malah ikutan ngobrol juga sama tamunya..

Anak zaman dulu, kalo ngerayu ortu, nggak dapet ya gigit jari aja. saklek banget. enggak ya enggak, iya ya iya. anak zaman sekarang kalo gelendot dikit dan pake rayuan pulau kelapa, ahaa..!! daftar permintaan dimulai..

Anak zaman dulu mau ijin keluar malem, susaahhh banget. Ijinnya harus dari seminggu sebelumnya. Anak zaman sekarang hari ini mau dugem, ijinnya baru besok.....

Anak zaman dulu kalo ngomong sama orang tua, resmi, formil, kasarnya basi abis. Anak zaman sekarang ngomongnya asik, seru, pake segala macem istilah sekarang, yang kalo anak zaman dulu ngomong begitu, pasti diomelin. contoh: dulu pernah ada istilah gila setelah kata sifat..(enak, gila!cakep, gila!), si nyokap dengan marah akan berkomentar "kenapa selalu harus pake gila, emangnya orangnya gila?" kalo sekarang dibahas, bisa dijawab dengan capee deeee...

Anak zaman dulu kalo pergi jalan sama temen, kalo perginya naik mobil siapa, pulangnya harus naik mobil itu juga. (bahkan pada jaman itupun, ini peraturan aneh bin ajaib). gimana kalo tiba-tiba, mobil si temen itu mogok, trus harus nebeng mobil laen, atau gimana kalo si temen itu nggak mau nganterin pulang.Sementara anak zaman sekarang , pergi ama temen , pulangnya minta jemput bokap ato sebaliknya....ato lebih parah, perginya ama temen pulangnya naik ojek...apa gak dituduh pacaran sama tukang ojek coba kalo terjadinya dijaman dulu..fiuuff...

jadi, mendingan jadi anak zaman sekarang dong..

Catatan: anak zaman dulu = gue (huhuuhuhu...)
anak zaman sekarang = adek gue

June 22, 2007

Edit HTML = keriting

Yayyyyyy....setelah berjam-jam berkutat dengan kode-kode html ini, gue berhasil juga melakukan beberapa modifikasi di blog gue..Entah kenapa, setelah gue ambil template blog dari tempat laen, kyknya fungsi page lay out nya berubah menjadi template, dengan kode-kode mengerikan...
tapi not bad, dengan usaha, tanya kanan kiri, klik help support nya blogger, berulang kali nyaris kehilangan template , dan sumpah serapah karena kode-kode itu sangat menyesatkan, eng ing eennngg....akhirnyaa..

June 19, 2007

my other blog-www.pandanursery.blogspot.com

Agak-agak ambisius memang untuk punya blog lain. Mengingat 'merawat' blog satu aja, rada susah.


my other blog could be one of the hundreds of panda lovers blog in the net world. take a look at the picture, isn't she cute?????

Pertanyaan yang mungkin adalah, kenapa dengan Panda? Kenapa bukan kucing, anjing, kura-kura, ikan, beruang, ato yang lain. Jawaban gue cuman satu dan sederhana, panda is so adorable. Lucu, seperti bayi, dan mirip boneka beruang hidup. Dari tampilan fisiknya, panda sejenis beruang, berwarna putih tapi ditempat-tempat tertentu seperti lingkaran mata, kuping, kaki dan bahunya berwarna hitam. Dia juga memiliki sistem pencernaan carnivora, tetapi faktanya, binatang ini beradaptasi sebagai vegetarian dan sangat bergantung pada bambu yang menjadi makanan pokoknya. Bambu hanya mengandung sedikit sekali nutrisi, sehingga panda memakan sedikitnya 40 kg bambu setiap hari!
Panda juga sering digambarkan sedang berbaring santai sambil makan bambu, bukan berburu, sehingga fakta bahwa dia adalah jenis beruang-beruangan jadi terlupakan.

Sebagai satwa langka dan dilindungi, saat ini cuma ada sekitar 1600 ekor panda tersisa di alam liar yang tersebar di China Utara dan Selatan, dan 160 diantaranya hidup di breeding center yang tersebar diseluruh dunia. Sekitar tahun 1960-1980 panda juga dijadikan sebagai simbol persahabatan dan pertukaran budaya antara China dan dunia barat. Semakin langka dan hampir punahnya binatang ini membuat pemerintah China mencari cara agar bisa memperoleh dana untuk membiayai riset pengembak-biakan panda. Secara teknis, panda 'dipinjamkan ke negara2 lain, dengan ketentuan tarif $1.000.000 per tahun dengan syarat bahwa bayi panda yang lahir semasa peminjaman adalah milik Republik Rakyat China. Bayi panda tersebut harus dikembalikan pada saat ia berumur 2 tahun. Dana pinjaman ini yang akan digunakan oleh pemerintah China sebagai biaya riset untuk melestarikan kelangsungan hidup binatang lucu ini.

Gue terkagum-kagum dengan betapa seriusnya pemerintah China memperhatikan persoalan langkanya panda di negara itu. Salah satu penyebabnya juga karena areal tempat tinggal panda di hutan liar China makin sedikit karena perluasan tempat tinggal manusia. Apalagi panda nggak bisa punya bayi sering-sering, karena ovulasi nya sendiri cuma terjadi sekali setahun, dengan masa subur cuma 2-3 hari. Jadi ya bisa dimengerti kenapa populasinya makin lama makin dikit.

Kapan ya Indonesia bisa meminjam panda dari China???

June 7, 2007

brunch with Roti Isi, lunch with Oprah...

Ritual makan dikantor sering jadi perhatian khusus. Buat yang nggak sempet sarapan khusus dirumah, pasti akan 'membekali' perutnya dikantor. Apalagi buat morning person yang emang jam 7.00 pagi udah dikantor. Nggak mungkin deh, bertahan tanpa makan pagi sampe siang. Pilihannya pastinya nggak jauh-jauh. Ketoprak, bubur ayam, ato lontong sayur. Ya bolehlah gorengan buat ganjel-ganjel, meskipun nggak disarankan karena nggak sehat.

Yang unik, ada satu temen gue, yang setiap hari...(iya !setiap hari selama hampir 2 tahun dia kerja dikantor gue) dibekalin roti tawar isi oleh ibunya (fyi lagi, nggak pernah absen). Menurut dia, itu belum seberapa. Ritual itu udah dilakukan oleh ibunya, seumur hidup dia bersekolah. Dan menunya nggak pernah ganti, selalu 1 tangkup roti tawar dibagi dua. Yang berubah adalah isi rotinya. Tiap hari ganti. Hari ini isinya keju slice, besok selai coklat, dan besokannya lagi stroberi. Roti isi nya si temen gue ini lah yang sangat jadi penyelamat di kantor, buat yang nggak sempet sarapan, atau tiba-tiba laper di antara waktu makan pagi dan makan siang. Kalo ditanya "isinya apa nih? ", jangan harap dia tau. Karena dia emang nggak tau isi roti tawarnya apa. Dia akan senang hati kalo ada yang ngincer roti isinya, karena dia jadi lepas tanggung jawab untuk ngabisin. Kebayang dong, kalo umurnya 32, dan sekolah dari umur 6, berarti udah 26 taon dong dia disediain roti tawar!!

Naah..jam 12.00 siang, rutinitas makan siang dimulai. Pesen makanan ke OB, intip-intip pesanan orang, liat-liat menu pesan delivery, atau malah siap-siap jalan untuk makan siang di luar kantor. Karena kantor gue berada di daerah supermacet sepanjang hari, makan siang diluar bukan pilihan bagus.
Temen-temen sekantor gue, punya pilihan makanan sendiri-sendiri. Sebagian besar dari mereka, lebih sering bawa bekal dari rumah. Termasuk gue. Alesannya macem-macem. Lebih bersihlah, bisa ngiritlah, ngabisin makanan kemaren, porsinya sopan, atau mau diet. Gue setuju banget. Bersih, ya pastilah. Ngirit, itung aja. Sekali makan kalo warteg sekitar Rp 6rb-an. Tinggian dikit, nasi padang Rp 11ribuan. Kalo pake makan di luar, bisa Rp 50 ribuan. Ngabisin makanan kemaren, ya kenapa enggak. Kalo emang makanannya masih bisa disimpen, dan masih enak, kenapa juga nggak dijadiin bekal makan siang besok harinya. Porsinya sopan, liat aja deh, nasi bungkus padang, meskipun kita udah minta nasinya satu, tetep aja kan, banyaknya minta ampun. (nggak berlaku buat bapak2 atau ibu2 yang lagi laper yah). Apalagi nasi goreng, mie goreng, atau bakmi2an. Malah bisa buat berdua.

Sekali waktu, entah kenapa sekantor lagi nggak ada ya bawa makanan. Dan semuanya beli, mesen, macem2 dan beraneka ragam. Ada yang gule kambing, nasi padang komplit, bakmi masak, gado-gado, dan entah apa lagi. Dan kenapa bisa pas, yang diomongin Oprah saat itu adalah how to be careful with your lunch. Haduuhh..mbak Oprah....mbok ya ngebahasnya laen kali toh mbaakk...

June 5, 2007

Catatan dari Braga

Dari referensi beberapa artikel di majalah, gue mencoba untuk mencari cara lain menikmati Bandung. Biasanya gue menghabiskan hari di Bandung, ya nggak jauh-jauh dari yang orang lain lakukan. Factory Outlet, dan makan. Ditengah-tengah kegiatan itu, gue mencoba menyelipkan satu agenda lama yang belum kesampaian, yaitu jalan kaki menyusuri jalan Braga dan melihat dari dekat, ada apa aja sih disitu. Kenapa Jl. Braga? Karena setiap lewat situ, gue selalu mengagumi sidewalk nya, dan membayangkan nikmatnya berjalan kaki, sore-sore, sambil memperhatikan detil-detil bangunan tua pasti seru sekali. Dan ternyata memang menyenangkan.

Gue memulainya dengan memarkir mobil di ujung jalan, berhubung Bandung agak mendung, payung harus dibawa serta untuk berjaga-jaga. Sidewalk nya sendiri lebar banget. Gue yang jarang-jarang bisa nemuin sidewalk di Jakarta yang manusiawi, seneng banget bisa jalan kaki tanpa khawatir kecebur got, kesenggol ojek, atau kepleset karena trotoarnya nggak rata. Lebih parah, gue pernah jalan ditrotoar dan kejebak nggak bisa maju ataupun mundur, karena didepan gue, ada ojek nekat naik trotoar karena macet, dan dibelakang gue ada tukang jual gorengan. Mau marah gimana? Yang depan sama belakang, sama-sama cari makan. Tapi hak gue sebagai pejalan kaki ada dimana ya? Apalagi trotoar sepanjang kantor gue di Mampang, mau jalan kaki nyari makan siang diseputaran kantor aja, udah males duluan, karena trotoarnya bolong-bolong, miring dan mengerikan. Sementara jalan di jalan besar, siap-siap aja disenggol sama kopaja atau motor. Horor kan?










Gue perhatikan, trotar di Jl.Braga sangatlah gede. Lumayan gede sampe bisa ada lampu jalan dan tanaman hias, tanpa mengganggu pengguna trotoar sedikit pun.. Kalau memang kondisinya selalu begitu saban hari, bener-bener pejalan kaki di Jl. Braga dimanjain abis, nggak ada pedagang kaki lima, nggak ada motor yang tiba-tiba naik trotoar, atau bersempit-sempit karena papasan sama pejalan kaki laen.
Toko-tokonya sendiri banyak yang tutup, karena hari Minggu. Beberapa yang buka itu ada toko roti. Namanya Braga Permai. Dulunya sih namanya Maison Bogerijen. Ini toko roti udah lama banget, dan mereka jual roti, cake dan kue-kue khas Belanda. Disini juga ada permen jeli yang rasanya aneka buah, dan coklat buatan rumah.



Didepan tokonya ada kursi, meja, dan payung-payung cantik. Kalau-kalau ada para pembeli yang mau duduk-duduk diteras toko sambil makan pie. Ada bapak-bapak yang jual lukisan juga loh, dan bisa melukis kita sementara kita duduk-duduk di teras.




Trus ada lagi Toko Kue Sumber Hidangan. Dulunya ini juga restoran jaman Belanda. Sampai sekarang sih masih berwujud restoran, tapi juga menjual roti, cemilan asin dan beberapa kue kering. Gue sempet nyobain kaastengle nya ,dan enak banget. Belinya per ons, dan nimbangnya pake ini ..
Kalo datang kesini pagi-pagi, loe pasti bisa dapetin roti-roti wangi yang fresh from the oven..hmmm…Liat timbangan nya deh, kuno banget ya..tapi walaupun kuno, hitungannya akurat dan bentuknya juga kokoh banget. Keliatan sekali toko kue ini sampe sekarang masih dicari orang, karena sampe waktu gue ada disitu sekitaran jam 3 siang, masih banyak yang datang nanyain roti dan kue.





Beberapa cafe yang sempet tertangkap camera gue….tua dan cantik.













Gue nggak tau ini bangunan apa. Entah rumah, toko, atau apa. Tapi yang jelas, gue suka banget.











Mungkin laen hari, gue harus ngambil lebih banyak foto. Jadi tiba-tiba mikir, apa trotoar idaman ini cuma bisa dinikmati di hari minggu aja kah? Atau memang sehari-harinya trotoar jalan Braga seindah itu?? Warga bandung…cerita dong...

April 10, 2007

Liburan nanggung

Banyak cara orang ngabisin waktu liburnya, apalagi kalo lagi long weekend kayak kemaren. Gue sendiri tergantung keadaan, kalo lagi mungkin, ya keluar kota, tapi kalo lagi males, ya udah ujung-ujungnya ke mall lagi. Susahnya kalo weekend yang ditambah hari libur, malah bingung, karena liburnya nanggung. Mau pergi kemaannaa..
Pengalaman gue, menghabiskan waktu libur terutama buat pasangan-pasangan yang belum punya buntut:
1. Nonton, itu dengan catatan pasangan loe suka nonton. Pilih film yang loe sukain berdua, meskipun pada kenyataannya, para suami lebih seneng maksain filmnya dia, dan ogah nonton film2 nggak penting para istri. Siasatin dengan mencari film yang kira-kira disukain berdua. Banyak kok, film kolosal, film bertema sejarah, atau film kebut2an yang juga fun buat ditonton cewek-cewek.
2. Toko buku. Kebetulan gue dan pasangan gue, hobi banget ke toko buku. bisa berjam-jam stuck disitu, dan kemudian yang dibeli cuman apusan pinsil. Buat beberapa orang, ke toko buku bisa menyiksa, apalagi kalo pasangannya suka ke toko buku, sementara dia enggak. Ya udah, caranya, tinggalin suami/istri loe di toko buku, dan loe lanjutkan ke tempat laen yang loe suka.
4. Keluar kota, tapi yang deket-deket aja. Bandung, Bogor, ato Anyer. Bisa dilakukan seharian penuh, ato nginep semalem, tapi buat gue sisa libur itu penting buat leyeh-leyeh. Karena kalo jalan keluar kota sampe ngabisin waktu libur, yang ada hari besoknya akan capek banget, dan nggak konsen ke kerjaan.
5. Ngumpul sama temen-temen. Cari deh waktu senggang yang bisa dipake ngumpul. Kalo udah seumuran gue, temen2 gue rata2 udah punya anak 1 mau ke 2, ato malah 2 mau ke 3..jadi ngatur waktu ketemuan susah banget. Ada cara lain, cari temen yang single, ato belum berkeluarga. Dijamin, mereka nggak akan tiba-tiba ngebatalin janji karena ada urusan domestik. Tapi siap2 juga, kadang-kadang jalan sama temen single, suka nggak inget waktu, berasanya single juga.
Kalo ada yang punya ide laen menghabiskan waktu libur...mau dong..

April 6, 2007

pertama...


Owkeih, here i am, posting my very new blog.... Ide awalnya bikin blog sebenernya nyari media untuk nuangin isi kepala. Tadinya sempet gue judulin ketikan-ketikan iseng, tapi kayaknya gue nulisnya gak iseng...Makanya akhirnya gue kasih judul life of Ly.