April 30, 2008
Bekas Paku di Hati
Seorang ayah sangat prihatin dengan keadaan anaknya yang tidak bisa mengontrol emosi. Sampai si ayah meminta anaknya untuk memakukan satu paku ke sebuah dinding, setiap kali si anak marah. Suatu hari si anak menyadari, bahwa dinding itu sudah tidak lagi memiliki tempat untuk dia memakukan satu pakupun. Dia bertanya pada ayahnya "Ayah, tidak ada lagi tempat untuk memakukan paku di dinding ini". Si ayah menjawab " Kalau begitu, coba lah tahan marah mu, dan setiap kali engkau berhasil menahan marah, cabutlah satu paku dari dinding itu. Si anak mulai melakukan itu, dan sampai pada saat dinding itu bersih dari paku-paku. Dia kembali menemui ayahnya dan memberitahukan "Ayah, dinding ini sudah bersih dari paku. Artinya aku sudah berhasil tidak marah-marah lagi ya ayah. Si ayah berkata sambil membelai kepala anaknya "Bagus anakku, kamu sudah berhasil menahan marah. Tapi lihatlah dinding itu. Meskipun dia bersih dari paku, tapi bekas pakunya tidak hilang, dan akan tetap ada di dinding itu" Si anak tercenung sambil menatap dinding yang penuh dengan bekas paku tersebut.
Moral of the story: Marah tidak akan menyelesaikan persoalan. Hanya akan melukai dan meninggalkan goresan luka dihati. Apalagi dilakukan kepada orang-orang tercinta.
Sumber:Cerita ini gue dengar dan baca dengan berbagai versi. Gue ceritakan ulang dengan bahasa gue sendiri.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Salah satunya mengacu ke problem gue ...
Post a Comment